Kamis, 26 Juli 2012

Posisi menentukan prestasi


Posisi menentukan prestasi ,kalimat tersebut sering terucap oleh kita yang masih duduk di dunia pendidikan.Kalimat tersebut mungkin lebih sering diucapkan oleh orang orang yang masih ragu akan kemampuan yang dimilikinya untuk menjawab soal-soal ujian atau bisa dibilang juga tidak menguasai pelajaran ,mereka juga rela datang lebih pagi untuk mendapatkan posisi duduk yang sangat strategis untuk melihat ccontekan yang sengaja sudah di persiapkan dari rumah ataupun posisi yang paling bagus untuk melihat temannya yang capnya lebih pintar dari pada dia sendiri.

Terkadang saya juga termasuk pada golongan "mereka" seperti yang diatas itu ,namanya juga manusia sifat malas dan pelupa itu sangat melekat pada manusia tapi bisa juga karna situasi tertentu membuat mereka tidak sempat belajar pelajaran yang akan diujiankan (alesan),dengan duduk diposisi yang lebih leluasa untuk melihat contekan dan berdekatan dengan orang yang dicap lebih pintar dari kita .Itu semua bertujuan untuk mendapatkan nilai atau ipk yang bagus

IP yang bagus memang menjadi salah satu pembuktian belajar kita. Semakin baik IP kita menunjukkan kemampuan kita. Namun,jika didapat dari cara-cara culas seperti diatas, haruskah IP menjadi kebanggaan dan konsideran utama keberhasilan sebuah pendidikan. Disisi lain IP yang baik mendorong tumbuhnya kepercayaan kita pada orang tua. Ujung-ujungnya sudah jelas,semakin baik IP kita, kucuran uang bulanan semakin lancar,bahkan tidak segan-segan orang tua menambah sedikit bonus karena keberhasilan itu.
Dorongan mendapat nilai istimewa dan sistem evaluasi yang cenderung menempatkan nilai sebagai parameter utamanya bagai botol menemukan tutupnya.Karena nilai telah menjadi tujuan ,maka aneka cara ia tempuh agar terhindar dari marah bahaya bernama ISAKOM (Ikatan IP Satu Koma) atau cap sebagai mahasiswa abadi (Yang karena cintanya pada almamater rela berlama-lama di kampus).
Sepertinya nilai telah berubah menjadi esensi dari sebuah proses bernama pendidikan.Pendidikan dan lembaga yang menyediakan layanannya pun tidak ubahnya mesin-mesin pembuat nilai.


0 komentar:

Posting Komentar