Posisi menentukan prestasi ,kalimat tersebut sering terucap
oleh kita yang masih duduk di dunia pendidikan.Kalimat tersebut mungkin lebih
sering diucapkan oleh orang orang yang masih ragu akan kemampuan yang
dimilikinya untuk menjawab soal-soal ujian atau bisa dibilang juga tidak
menguasai pelajaran ,mereka juga rela datang lebih pagi untuk mendapatkan
posisi duduk yang sangat strategis untuk melihat ccontekan yang sengaja sudah
di persiapkan dari rumah ataupun posisi yang paling bagus untuk melihat temannya
yang capnya lebih pintar dari pada dia sendiri.
Terkadang
saya juga termasuk pada golongan "mereka" seperti yang diatas itu
,namanya juga manusia sifat malas dan pelupa itu sangat melekat pada manusia tapi
bisa juga karna situasi tertentu membuat mereka tidak sempat belajar pelajaran
yang akan diujiankan (alesan),dengan duduk diposisi yang lebih leluasa untuk
melihat contekan dan berdekatan dengan orang yang dicap lebih pintar dari kita
.Itu semua bertujuan untuk mendapatkan nilai atau ipk yang bagus
IP yang bagus memang menjadi salah satu pembuktian belajar
kita. Semakin baik IP kita menunjukkan kemampuan kita. Namun,jika didapat dari
cara-cara culas seperti diatas, haruskah IP menjadi kebanggaan dan konsideran
utama keberhasilan sebuah pendidikan. Disisi lain IP yang baik mendorong
tumbuhnya kepercayaan kita pada orang tua. Ujung-ujungnya sudah jelas,semakin
baik IP kita, kucuran uang bulanan semakin lancar,bahkan tidak segan-segan
orang tua menambah sedikit bonus karena keberhasilan itu.
Dorongan mendapat nilai istimewa dan sistem evaluasi yang
cenderung menempatkan nilai sebagai parameter utamanya bagai botol menemukan
tutupnya.Karena nilai telah menjadi tujuan ,maka aneka cara ia tempuh agar
terhindar dari marah bahaya bernama ISAKOM (Ikatan IP Satu Koma) atau cap
sebagai mahasiswa abadi (Yang karena cintanya pada almamater rela berlama-lama
di kampus).
Sepertinya nilai telah berubah menjadi esensi dari sebuah
proses bernama pendidikan.Pendidikan dan lembaga yang menyediakan layanannya
pun tidak ubahnya mesin-mesin pembuat nilai.
0 komentar:
Posting Komentar