Sabtu, 16 Juni 2012

Teknik Terbaik Pemerintah Untuk Membatasi BBM


Presiden menyatakan, pemerintah harus benar-benar serius menjaga pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen serta menjaga fiskal tetap aman tanpa harus melakukan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara lagi.

”Dengan harga BBM yang tidak naik dewasa ini, harus ada opsi dan solusi lain. Kalau tidak ada tindakan-tindakan lain yang kita lakukan dengan penuh tanggung jawab, perekonomian kita menuju ke arah yang tidak sehat. Itu tidak kita kehendaki,” kata Presiden.


Dan pada 1 April pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan harga BBM dan ternyata kebijakan tersebut sangat meresahkan warga dan hasilnya demo dimana-mana.Setelah melihat kejadian yang terjadi tersebut pemerintah menunda kenaikkan harga BBM tersebut.Gagal menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) kini pemerintah menempuh alternatif lain yaitu membatasi konsumsi BBM bersubsidi untuk kendaraan tertentu. Dengan alasan mejalankan penghematan energi yang diprogramkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ada beberapa aspek yang akan diperketat salah satunya adalah konsumsi BBM.

Disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, pembatasan BBM harus dijalankan mengingat harga BBM dunia melambung. “BBM itu mahal, kita harus siapkan energi alternatif,” katanya.

Kemungkinan rencananya pemerintah akan melarang mobil berkapasitas mesin diatas 1.500 cc untuk mengkonsumsi BBM bersubsidi. Yang artinya pemerintah meminta masyarakat yang memiliki kendaraan diatas 1.500 cc untuk membeli BBM non subsidi. Untuk langkah awal kebijakan ini sudah dibelakukan untuk para pegawai pemerintahan. Hanya saja untuk sosialisasi ke masyarakat, pemerintah masih memikirkan dengan penandaan tertentu, misalnya menggunakan stiker untuk penandaan kendaraan dengan kapastitas mesin 1.500 cc. untuk pelaksanaannya pemerintah juga masih mengkaji ulang alternatif ini agar bisa diterima masyarakat luas.

Yang dibutuhkan oleh Indonesia saat ini bukan usaha efisiensi "kecil-kecilan", melainkan diperlukan sebuah revolusi dalam mencari sumberenergi. Meminjam istilah revolusi dalam kaitannya dengan revolusi industri yang mengubah dunia "kuno" menjadi dunia modern yang kita lihat saat ini; sebuah dunia yang rakus akan energi fosil. Indonesia sudah waktunya bangun dan menyadari betapa sekarang saatnya telah tiba untuk mulai meninggalkan bahan bakar fosil, yang cepat atau lambat akan habis, dan akhirnya harus beralih ke energi yang unlimited, berlimpah dan tidak pernah habis bahkan terbarukan. Serta hendaknya kita mulai menyadari bahwa selama ini telah menyia-nyiakan potensi sumber energi yang berlimpah yang sebenarnya telah kita miliki,salah satunya  Gas bumi.Gas bumi mungkin lebih beruntung dibanding minyak bumi Indonesia karena dieksploitasi belakangan, sehingga cadangannya relatif masih melimpah. Juga ditemukannya gas shale, CBM serta dengan tekhnologi yang semakin efisien, seharusnya gas mulai menggantikan minyak bumi. Saat ini gas masih berlimpah dan murah, namun karena infrastruktur di dalam negeri belum siap, maka sebagian besar diekspor. Bahkan kita pun dianugerahi tanaman yang bisa menghasilkan bio diesel, semacam pohon jarak, dan lainnya. Bahkan saudara tua kita, Nippon, di jaman 45-an pun sudah mulai melirik pohon jarak untuk pelumas dan bahan-bakar. Sayangnya kita terlanjur terbuai oleh minyak bumi, sehingga tidak sempat melanjutkan ide kreatif dari saudara tua kita itu.

0 komentar:

Posting Komentar